🦣 Penyebab Kabel Ground Ada Arusnya
Setidaknyakamu harus tahu sifat dari masing-masing kabel. Kabel mic bila dihubungkan ke ground dia akan mengaktifkan headset, jadi pada ponsel akan ada notif headset terhubung. Saat terkoneksi, ketika kita memutar lagu kabel speaker jika dijilat akan terasa getaran getaran listrik kecil dilidah. Ini menandakan bahwa kabel tersebut ada arusnya.
Karenapada listrik 1 Phase yang hanya memiliki 2 kabel bermuatan yakni muatan positif (Kabel Fasa) dan muatan negatif (Kabel Netral), maka arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik 1 phase akan melalui kabel fasa dan netral, sehingga memiliki besaran arus yang sama. Sebagai contoh:
kabel netral ada yang terhubung atau konsleting ke bagian kabel ground. Kabel nya dipasang tanpa insulator rol atau tanpa pipa instalasi. Penyebab kabel netral ada arus. Kabel phasa ini dalam dunia kelistrikan menggunakan kabel warna hitam ya, jika di bidang elektronika / listrik arus lemah warna hitam digunakan untuk kabel
3 Kapasitas kabel yang tidak sesuai besar arus listrik. Penyebab korsleting di kost berikutnya adalah akibat kapasitas kabel yang tidak sesuai dengan besar arus listrik yang ada. Seperti yang sudah disebutkan di awal tadi, kapasitas kabel yang tidak sesuai dengan arus listrik yang dihantarkan bisa menyebabkan hubungan arus pendek.
Fungsiutama dari pemasangan grounding pada instalasi listrik di rumah yaitu memberikan perlindungan dan keamanan pada seluruh jaringan listrik. Untuk lebih jelas dan lengkap, mengenai beberapa fungsi grounding : Untuk Keselamatan, fungsi grounding pertama yaitu sebagai penghantar arus listrik ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran listrik
Halterakhir yang saya lakukan untuk merawat dinamo ampere mobil adalah membersihkan konektor kabelnya. Kutub positifnya dan konektor kabel ground dari aki mobil. Pada Suzuki Forsa, lokasi kabel ground-nya ada di bagian bawah persneling. Urut kabel negatif mobil anda, maka akan ketemu lokasi ground-nya. Aki tekor erat hubungannya dengan dinamo
Dilansirdari The Spruce, Jumat (25/12/2020), korselting terjadi ketika aliran listrik menyelesaikan perjalanan arusnya melalui jarak yang lebih pendek daripada pada kabel yang terpasang. Baca juga: 5 Cara Mudah Menghemat Daya Listrik AC. Berikut penyebab korsleting listrik dan cara mengatasinya. Isolasi Kawat Sirkuit Rusak dan Longgar
PenyebabHeatstroke adalah Heat Exhaustion dan Iklim yang panas. Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terpapar panas selama berjam - jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan. Penjelasan Bahaya Mandi Setelah Bergadang
Apayang terjadi pada burung tersebut adalah karena dia hanya berada pada satu fasa. Dan ketika tidak bersentuhan dengan ground maka tidak ada arus yang mengalir, bukan hanya ground, jika burung tersebut satu kaki ada di kabel dan kaki yang satunya ada di kabel yang berbeda maka burung tersebut juga akan kesetrum.
Sesuainamanya, kabel ground adalah kabel yang terhubung ke tanah/bumi yang akan membuang arus bocor tadi ke tanah. Karena berfungsi sebagai proteksi, arus listrik tetap bisa mengalir hanya dengan kabel fasa dan netral. Gambar. Power Socket (aris.sunawar.com)
Kenapakabel netral ada arusnya? Untuk lebih jelas dan lengkap, mengenai beberapa fungsi grounding: Penyebab lainnya lampu injeksi motor terus menyala bisa diakibatkan adanya masalah pada Throttle Position. Sensor ini berfungsi membaca besaran bukaan gas dan memberikan sinyal tersebut ke ECU. 5 abr 2021.
PenyebabKorslet Listrik yang Sering Terjadi. 1. Koneksi Longgar. Dua kabel bisa saling bertemu dan menyebabkan korsleting jika sambungan kabel kendor dan melorot. Apabila Anda melihat ada kabel panas dan kabel netral bersentuhan, jangan kencangkan sendiri kabelnya, Anda bisa saja tersengat. Sebaiknya hubungi pihak yang lebih profesional.
zehqY. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 1 Juni 2020 Halaman 27-34 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 27 Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Arus Ground pada Trafo 1 dan Trafo 2 pada Beban Puncak Sesaat Ruliyanto1* 1 Program Studi Teknik Elektro Universitas Nasional, Jakarta 12520 *Korespondensi penulis rullysitepu Abstrak. Transformator atau trafo adalah salah satu komponen utama peralatan gedung untuk menurunkan tegangan sesuai dengan kebutuhan. Permasalahan yang sering dijumpai adalah masalah ketidakseimbangan beban. Umumnya penyebab ketidakseimbangan adalah pada beban-beban satu fasa pada jaringan. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut munculah arus di netral trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses rugi-rugi, yaitu losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke ground. Setelah dianalisis, terjadi ketidakseimbangan beban pada Trafo 1 sebesar akan berakibat muncul arus netral IN sebesar 300 ampere, dan losses akibat arus netral IG yang mengalir ke tanah sebesar Kapasitas daya yang terpakai saat ini sebesar Keywords tranformer, load, neutral current, ground current. PENDAHULUAN Pertumbuhan properti di Indonesia meningkat secara signifikan. Seiring dengan laju pertumbuhan pembangunan properti khususnya bangunan bertingkat maka dituntut adanya sarana dan prasarana yang mendukungnya seperti tersedianya tenaga listrik [1]. PT PLN merupakan perusahaan utama yang mensuplai kebutuhan listrik di seluruh Indonesia. Saat ini tenaga listrik merupakan kebutuhan yang utama, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri. Untuk mentransportasikan tenaga listrik dibutuhkan tegangan tinggi, tujuan utamanya untuk mengecilkan arus yang ditransmisikan dan pada akhirnya dibutuhkan diameter kabel distribusi yang kecil juga. Besarnya diameter kabel transmisi dipengaruhi dengan besarnya arus yang listrik yang akan dihantarkan [2]. Dalam pendistribusian tenaga listrik gedung, terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya merata, tetapi akan terjadi ketidakseimbangan akibat ketidakserempakan waktu penyalaan beban-beban. Hal ini berakibat terjadinya ketidakseimbangan beban setiap fasa fasa R, fasa S, dan fasa T dan inilah yang menyebabkan terjadinya rugi-rugi arus yang mengalirnya pada trafo di jaringan netral trafo dan jaringan grounded trafo. METODE PENELITIAN Transformator atau sering disebut sebagai trafo merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari tegangan satu ke tegangan lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Ada dua jenis trafo, step up untuk menaikkan tegangan dan step down untuk menurunkan tegangan. Dan dalam kebutuhan gedung umumnya digunakan trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari tegangan menengah ke tegangan rendah. Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 1 Juni 2020 Halaman 27-34 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 28 Penggunaan transformator yang sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday, yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada transformator diberi arus bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan [2, 3]. Perhitungan Arus Beban Penuh Transformator Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi primer dapat dirumuskan sebagai berikut S = √3 . V . I 1 dimana S = daya transformator kVA V = tegangan sisi primer transformator kV I = arus jala-jala A Sehingga untuk menghitung arus beban penuh full load dapat menggunakan rumus 2 dimana IFL = arus beban penuh A S = daya transformator kVA V = tegangan sisi sekunder transformator kV Losses rugi-rugi Akibat Arus Netral pada Penghantar Netral Transformator Sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa pada sisi sekunder trafo fasa R, fasa S, fasa T mengalirlah arus di netral trafo[4]–[6]. Arus yang mengalir pada penghantar netral trafo ini menyebabkan losses rugi-rugi. Losses pada penghantar netral trafo ini dapat dirumuskan sebagai berikut PN = 3 dimana PN = losses pada penghantar netral trafo watt IN = arus yang mengalir pada netral trafo A RN = tahanan penghantar netral trafo Sedangkan losses yang diakibatkan karena arus netral yang mengalir ke tanah ground dapat dihitung dengan perumusan sebagai berikut PG = IG2. RG 4 dimana PG = losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah Watt IG = arus netral yang mengalir ke tanah Ampere RG = tahanan pembumian netral trafo Ohm Ketidakseimbangan Beban Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan di mana • Ketiga vektor arus / tegangan sama besar. • Ketiga vektor saling membentuk sudut 120º satu sama lain. Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan di mana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi [2]. Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada 3 yaitu Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 1 Juni 2020 Halaman 27-34 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 29 • Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120º satu sama lain. • Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120º satu sama lain. • Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120º satu sama lain. ` GAMBAR 1. Vektor diagram arus. Gambar 1a menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya IR, IS, IT adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul arus netral IN. Sedangkan pada Gambar 1b menunjukkan vektor diagram arus yang tidak seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya IR, IS, IT tidak sama dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus netral IN yang besarnya bergantung dari seberapa besar faktor ketidakseimbangannya [6, 7]. Penyaluran dan Susut Daya Misalnya daya sebesar P disalurkan melalui suatu saluran dengan penghantar netral. Apabila pada penyaluran daya ini arus-arus fasa dalam keadaan seimbang, maka besarnya daya dapat dinyatakan sebagai berikut P = 3 . [V] . [I] . cos ϕ 5 dengan P = daya pada ujung kirim V = tegangan pada ujung kirim cos ϕ = faktor daya Daya yang sampai ujung terima akan lebih kecil dari P karena terjadi penyusutan dalam saluran. Jika [I] adalah besaran arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P pada keadaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi dengan keadaan tak seimbang besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan dengan koefisien a, b dan c sebagai berikut 6 dengan IR, IS dan IT berturut-turut adalah arus di fasa R, S dan T[6, 8]. Bila faktor daya di ketiga fasa dianggap sama walaupun besarnya arus berbeda, besarnya daya yang disalurkan dapat dinyatakan sebagai P = a + b + c . [V] . [I] . cos ϕ 7 Apabila persamaan 7 dan persamaan 5 menyatakan daya yang besarnya sama, maka dari kedua persamaan itu dapat diperoleh persyaratan untuk koefisien a, b, dan c yaitu a + b + c = 3 8 dimana pada keadaan seimbang, nilai a = b = c = 1. PROSES PENELITIAN Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data teknis. Hal ini dilakukan dengan mengambil dari spesifikasi alat atau pengukuran secara langsung di peralatan yang sudah Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 1 Juni 2020 Halaman 27-34 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 30 ada. Spesifikasi trafo 1 dan trafo 2 yang ada diberikan pada tabel 1 dan diperjelas dengan gambar 2 sesuai name plate pada unit tranformer. TABEL 1. Spesifikasi teknis trafo 1 dan trafo 2. Tegangan Kerja 21/20,5/20/19,5/19 kV/ 400 V Tegangan Kerja 21/20,5/20/19,5/19 kV/ 400 V a b GAMBAR 2. Spesifikasi Trafo sesuai dengan name plate a. Spesifikasi transformer 1 b. Spesifikasi transformer 2. a b GAMBAR 3. Tranformator a. Trafo 3000 kVA, b. Trafo 2500 kVA. Dalam gambar 3 diberikan gambaran kondisi fisik dari trafo yang ada dengan kapasitas 3000 kVA dan 2500 kVA merk Trafindo. Gambar 4 menerangkan single line diagram dari sistem trafo yang ada. ACBTRAFO 1ACBTRAFO 2PUTR 1 PUTR 2GAMBAR 4. Single line trafo distribusi 3000 kVA dan 2500 kVA. Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 1 Juni 2020 Halaman 27-34 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 31 Metode pengambilan data dengan pengukuran kondisi sesaat pada hari week day saat beban tertinggi pada pukul WIB. Hasil pengukuran diberikan pada Tabel 2. Ukuran kawat untuk penghantar netral trafo dan penghantar fasanya sama adalah 300 mm2 dengan nilai resistansi R = 0,0601/km. TABEL 2. Pengukuran trafo 1 dan trafo 2. ANALISIS DATA Sesuai dengan hasil pengukuran, maka dapat digambarklan kondisi skema arus trafo 1 dan trafo 2 seperti pada gambar 5. Dalam gambar ideal, IN seharusnya tidak ada arus. NIR = 1775 AIS = 1876 AIN = 300 AIT = 1903IG = ARG = 2,23 ohmNIR = 2010 AIS = 2090 AIN = 300 AIT = 2103 AIG = 13 ARG = 2,72 ohma b GAMBAR 5. Skema Aliran Arus di Sisi Sekunder a. skema aliran arus trafo 1, b. skema arus trafo 2. Analisa Pembebanan Trafo Pada trafo 1, maka pembebanan trafo dapat dihitung dengan, S = 3000 kVA V = 380V phasa-phasa maka besarnya arus IFL adalah = = 4545,45 Ampere Irata Trafo1 = = = 1818 Ampere Sedangkan pada Trafo 2 pembebanan trafo adalah sebagai berikut S = 2500 kVA V = 380V phasa-phasa maka besarnya arus IFL adalah = = 3787,87 Ampere Irata Trafo2 = = = Ampere Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 1 Juni 2020 Halaman 27-34 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 32 Dari perhitungan di atas terlihat bahwa pada trafo 1 pada beban puncak persentase pembebanan sebesar Nilai ini didapat dari pembagian arus tertinggi pada IS sebesar 1903 A dibagi arus tersedia pada Trafo 1 sebesar A. Dengan perhitungan yang sama, pada trafo 2 pada beban puncak, pembebanan trafo sebesar Nilai ini adalah rasio antara arus tertinggi pada fasa T sebesar 2103 A dibagi dengan arus tersedia sebesar A. Sesuai data pada panel tegangan menengah PTM Mal Cijantung, besarnya kapasitas daya listrik PLN sebesar 3030 kVA. Ini berarti bahwa arus yang tersedia untuk Mal Cijantung hanya sebesar 4590 A. Bila arus trafo 1 dan trafo 2 digabungkan, maka total besarnya arus yang terpakai adalah A. Ini memberikan pembebanan daya listrik yang ada sebesar Analisa Ketidak seimbangan Beban pada Trafo Pada trafo 1, dengan menggunakan persamaan 6, koefisien a, b, dan c dapat diketahui besarnya, dimana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang I sama dengan besarnya arus rata-rata Irata. IR = a . I maka a = = = = IS = b . I maka b = = = = IT = c . I maka a = = = = Pada keadaan seimbang, besarnya koefisien a, b dan c adalah 1. Dengan demikian, rata-rata ketidakseimbangan beban dalam % adalah = = = Sedangkan pada trafo 2, menggunakan persamaan 6, koefisien a, b, dan c dapat diketahui besarnya, dimana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang I sama dengan besarnya arus rata-rata Irata . IR = a . I maka a = = = = IS = b . I maka b = = = = IT = c . I maka a = = = = Pada keadaan seimbang, besarnya koefisien a, b dan c adalah 1. Dengan demikian, rata-rata ketidakseimbangan beban dalam % adalah = Dari perhitungan di atas terlihat bahwa baik pada trafo 1 maupun trafo 2 memiliki ketidakeimbangan beban. Trafo 1 mencapai dan pada trafo 2 hanya Analisa Losses Akibat Arus Netral pada Penghantar Netral Trafo dan Losses Akibat Arus Netral yang Mengalir ke Tanah Pada trafo 1, dari tabel pengukuran, dan dengan menggunakan persamaan 3, losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dapat dihitung besarnya, yaitu PN = IN2 × RN = 3002 × 0,0601 = 5409 Watt ≈ 5,4 kW dimana daya aktif trafo P P = S . cos φ, dimana cos φ yang digunakan adalah 0,85 P = 3000 . 0,85 = 2550 kW sehingga, persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo adalah Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 1 Juni 2020 Halaman 27-34 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 33 × 100% = Losses akibat arus netral IG yang mengalir ke tanah dapat dihitung besarnya dengan menggunakan persamaan 4, yaitu PG = IG2 × RG = × = Watt ≈ kW dengan demikian persentase losses-nya adalah × 100% = Pada trafo 2, dari tabel pengukuran, dan dengan menggunakan persamaan 3, losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dapat dihitung besarnya, yaitu PN = 3002 × 0/0601 = 5409 Watt ≈ kW sehingga, persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo adalah × 100% = Losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah dapat dihitung besarnya dengan menggunakan persamaan 4, yaitu PG = 132 × = ≈ kW dengan demikian persentase losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah adalah × 100% = TABEL 3. Losses pada trafo. Pada tabel 3 terlihat bahwa semakin besar arus netral yang mengalir di penghantar netral trafo IN maka semakin besar losses pada penghantar netral trafo PN. Demikian pula bila semakin besar arus netral yang mengalir ke tanah IG, maka semakin besar losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah PG. Dengan semakin besar arus netral dan losses di trafo maka effisiensi trafo menjadi turun. Dalam penelitian ini perlu dikaji ulang alat ukur, metode pengukuran dan lain-lain. Peneliti sangat sulit mengambil data karena medan yang sulit dan dibutuhkan sample pengukuran yang sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan akurasi perhitungan secara detail. Dalam pengukuran arus grounding, peneliti hanya mampu mendapatkan data pada kabel grounding yang ada di tray yang tersedia terdekat, belum pada main grounding masing-masing trafo. Dalam penelitian ini juga belum dibuat perhitungan nominal kerugian atas loss yang terjadi. KESIMPULAN Berdasarkan analisa data di atas, terlihat bahwa pada trafo 1 mengalami ketidakseimbangan beban lebih tinggi dibandingkan pada trafo 2. Sesuai tabel 3, semakin besar ketidakseimbangan beban pada trafo maka arus netral yang mengalir ke tanah IG dan losses trafo tiang semakin besar. Setelah dianalisis, terjadi ketidakseimbangan beban pada trafo 1 sebesar akan berakibat muncul arus netral IN sebesar 300 Ampere, dan losses akibat arus netral IG yang mengalir ke tanah sebesar Kapasitas daya yang terpakai saat ini sebesar Salah satu cara mengatasi losses arus netral adalah dengan membuat beban dalam fasa seimbang sehingga arus yang hilang dari kabel netral menjadi 0. Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 1 Juni 2020 Halaman 27-34 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 34 REFERENSI [1] R. Efrida, “Pengaruh Setback Pada Bangunan Dengan Soft Story Terhadap Kinerja Struktur Akibat Beban Gempa,” Educational Building, vol. 4, no. 1, pp. 62–68, 2018. [2] J. Sentosa Setiadji, T. Machmudsyah, and Y. Isnanto, “Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi,” Jurnal Teknik Elektro, vol. 7, no. 2, 2008. [3] E. F. Teknik, “Analisa Pengaruh Ketidakseimbbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Loses pada Trafo Distribusi Studi Kasus Pada PT PLN Persero Rayon Blora,” 2018. [4] V. Jones and J. C. Balda, “Correcting current imbalances in three-phase four-wire distribution systems,” Conference Proceedings - IEEE Applied Power Electronics Conference and Exposition - APEC, vol. 2016-May, pp. 1387–1391, 2016. [5] M. D. Tobi, “Analisis Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral Dan Losses Pada Transformator Distribusi Di Pt Pln Persero Area Sorong,” Electro Luceat, vol. 4, no. 1, p. 5, 2018. [6] D. Sreenivasarao, P. Agarwal, and B. Das, “Neutral current compensation in three-phase, four-wire systems A review,” Electric Power Systems Research, vol. 86, no. May, pp. 170–180, 2012. [7] O. & B. M. GUL, “Power Quality and Neutral Current Problems From Unbalanced and Non-Linear Loads in Three-Phase Power Systems,” 15th International Conference on Electricity Distribution, France., pp. 1–4, 1999. [8] V. Jayalakshmi, “A method to reduce neutral current in three phase four wire electric distribution systems by using active power filter,” Middle - East Journal of Scientific Research, vol. 20, no. 11, pp. 1561–1564, 2014. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Julius SentosaTabrani MachmudsyahYanuar IsnantoKetidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah pada beban-beban satu fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut muncullah arus di netral trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses rugi-rugi, yaitu losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah. Setelah dianalisa, diperoleh bahwa bila terjadi ketidakseimbangan beban yang besar 28,67%, maka arus netral yang muncul juga besar 118,6A, dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah semakin besar pula Markus Dwiyanto TobiPT PLN Persero Area Sorong adalah perusahaan yang bertugas melistriki wilayah kota sorong dan sekitarnya. Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah pada beban – beban satu fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut timbullah arus di netral trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses susut, yaitu susut akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah. Maka dari itu dibuatlah sebuah analisa dengan menggunakan metode perbandingan dengan cara mengukuran beban pada saat sebelum dilakukan pekerjaan penyeimbangan beban dan dibandingkan dengan pada saat sesudah dilakukan pekerjaan penyeimbangan beban. Penyeimbangan beban ini dilakukan dengan cara memindahkan sebagian beban di fasa yang berbeban tinggi ke fasa yang berbeban lebih rendah sehingga dihasilkan beban fasa yang seimbang. Hasil analisa menunjukan bahwa pada saat sesudah dilakukan pekerjaan penyeimbangan beban, nilai arus netral di penghantar netral trafo dan arus netral yang mengalir ke ground lebih kecil sehingga susut yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan pada saat sebelum dilakukan pekerjaan penyeimbangan EfridaPembangunan konstruksi teknik sipil mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan berkembangnya zaman sehingga menuntut kita lebih kreatif dalam perancangan struktur baik dalam bentuk bangunan beraturan maupun tidak beraturan yaitu, bangunan setback dan bangunan soft story. Di Indonesia, tantangan yang dihadapi dalam kontruksi gedung bertingkat adalah adanya resiko akibat gempa. Salah satu metode untuk menganalisis beban gempa adalah analisis pushover. Analisis pushover merupakan prosedur analisis untuk mengetahui perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap gempa. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setback dan soft story yaitu bangunan tanpa dinding pengisi pada lantai dasar terhadap kinerja struktur akibat beban gempa berdasarkan hasil kurva pushover. Stuktur bangunan dimodelkan sebagai portal 2 dimensi yang tanpa adanya dinding pengisi pada lantai dasar yaitu terdiri dari 4 model rangka penuh, setback1, setback2, dan setback3. Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi dinding pengisi yang terbuat dari dinding bata mempengaruhi kekakuan lateral struktur, serta dengan dikuranginya setback pada struktur bangunan mengakibatkan nilai kekakuan semakin kecil sehingga nilai daktilitas semakin besar. Pada struktur gedung rangka penuh dan setback1 lunak kondisi bangunan sudah mengalami rusak parah atau runtuh saat terjadi gempa kuatdikarenakan terbentuknya sendi plastis pada kolom lantai pertama. Kata Kunci Analisis Pushover, Dinding Pengisi, Setback, Soft Story ABSTRACT The construction of civil engineering construction has developed very rapidly along with the development of the era so it demands that we are more creative in the design of structures both in the form of irregular and irregular buildings ie, setback building and soft story building. In Indonesia, the challenge faced in the construction of multi-storey building is the risk caused by the earthquake. One method to analyze earthquake loads is pushover analysis. Pushover analysis is an analytical procedure to determine the collapse behavior of a building against earthquake. The research was conducted to find out how big the effect of setback and soft story that is building without wall filler on the ground floor to the structure performance due to earthquake load based on the result of pushover curve. The structure of the building is modeled as a 2-dimensional portal without the filler wall on the ground floor consisting of 4 full frame models, setback1, setback2, and setback 3. The results of the analysis in this study indicate that the contribution of wall filler made of brick walls affect the lateral stiffness of the structure, as well as with the reduced setback on the structure of the building resulting in smaller stiffness value so that the greater the ductility value. In full skeletal structure and soft setback1 the condition of the building has been severely damaged or collapsed during a strong earthquake due to the formation of plastic joints in the first floor column. Keywords Pushover Analysis, Setback, Soft Story, Wall FillerV. JayalakshmiNeutral current in three-phase power systems is often thought to be only the result of the imbalance of the phase currents. With computer systems, very high neutral currents have been observed even when the phase currents are balanced. Recent surveys of 415V/230V three-phase four-wire electric systems, buildings and industrial plants with computers and nonlinear loads show excessive currents in the neutral. These neutral currents are fundamentally third harmonic and their presence is tied to wiring failures, elevating of neutral potentials, transformer overheating, etc. In response to these concerns, this paper proposes a active power filter scheme to cancel neutral current. The closed loop control of the active power filter guarantees cancellation of neutral current harmonics under varying load conditions. The neutral current In is sensed via a current sensor and is processed through a 50 Hz notch filter in order to remove any fundamental current component in In. The filtered current signal is then compared with Iref., which is set to zero. The resulting error signal is fed to the PWM control logic in order to inject an equal and opposite current In, thereby achieving cancellation in closed loop. This current injection technique neutralizes any harmonic current that is flowing in the neutral. The circuit is simulated and the result is verified with MATLAB7/ Pengaruh Ketidakseimbbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Loses pada Trafo Distribusi Studi Kasus Pada PT PLN Persero Rayon BloraE F TeknikE. F. Teknik, "Analisa Pengaruh Ketidakseimbbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Loses pada Trafo Distribusi Studi Kasus Pada PT PLN Persero Rayon Blora," 2018.
penyebab kabel ground ada arusnya